Mengambil hikmah dari perjalanan seorang saudara, yang kukenal sebagai seorang yang baik dan insya Allah senantiasa memperbaiki diri di mata Allah. Belajar bijak dari sebuah kisah kemudian merenunginya hingga menjadi bagian dari muhasabah diri. HasbunalLâh Wani’mal-Wakîl Ni'mal-Mawla Wani'man-Nashîr. "Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami".
Kuserahkan hidup dan matiku kepada Allah hingga segala urusan yang kuhadapi mendapat berkah dan rahmat dariNya. Bimbing kami ya Rabb...
Begitu lembutnya Engkau mengingatkan kami akan ke
Maha BesaranMu, tidak ada beban di muka bumi ini yang melebihi dari
kesanggupannya, Engkau menciptakan sesuai dengan kadarnya sebagaimana dalam Firman
Mu dalam surat Al Baqarah ayat 286
2:286. Allah
tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.
Lalu apalagi yang harus kami pungkiri dari segala
nikmat yang telah Engkau karuniakan kepada kami ya Rabb. Bahkan dalam surat Ar
Rahman yang berbunyi Fabiayyi'ala irobbikuma
tukadziban diulang sampai dengan 31 kali agar manusia dimuka bumi ini tidak
ingkar dan lupa akan nikmatMu.
Akalku berfikir dan hatiku Kembali merenung
ketika membaca Firman Allah dalam Surat Ar Ruum ayat 48-50.
30:48. Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke
luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya
yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.
30:49. Dan sesungguhnya sebelum hujan diturunkan
kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa.
30:50. Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat
Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya
(Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan
orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sungguh indah sekali, ketika membaca makna dari
surat Ar Ruum begitu menyejukkan hati menguatkan yang rapuh mengokohkan simpul
iman yang kendur.
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati”
aku mengulang beberapa kali membaca terjemah
dari ayat ke 50, sungguh takjubku bertambah. Allah mengingatkan janganlah
sekali kali berputus asa dari Rahmat Allah.
Mungkin hidup kita seperti musim
dingin yang membeku atau musim kemarau yang kerontang. Tapi ingatlah bahwa Rahmat
Allah selalu turun dalam pergantian musim. Kita harus kuat dalam mengarungi
musim yang berat itu. Karena dari setiap musim akan ada tantangannya sendiri, jika
kita bisa melewati musim yang sulit maka musim yang indah telah siap menanti. Semoga
kita termasuk orang-orang yang menang. Menang
dalam menghadapi tantangan yang Allah berikan. Semoga kita termasuk didalamnya.
Aamiin....
Untukmu saudaraku yakinlah bahwa seberat apapun musim
yang sedang engkau hadapi ia akan berganti, kelak akan hadir musim yang indah
sebagaimana dalam janji Allah.
-Lusiana Najhan-
21 Muharram 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar